Saturday, May 10, 2008

Oom Bill Gates Singgah ke Rumahku

“Time is money” mungkin itu menjadi salah satu dari beribu-ribu motto hidup yang Bill Gates miliki sehingga dia hanya mempunyai waktu 48 jam saja untuk menginjakkan kakinya di Indonesia. Ingin sekali bertatap muka dengan penggagas microsoft ini sekadar minum kopi bersama dan berbicang-bincang alakadarnya. Just ask him directly. Dengan begitu tidak perlu berebut microphone dengan para mahasisiwa atau berusaha mengacungkan tangan tinggi-tinggi berusaha menarik perhatian moderator atau bahkan kalau tidak ditunjuk juga saya harus membawa megaphone abahku. Jangan! Nanti diseret security, dibanting processor dan dilempari mother board.

Oom engGates, begitulah sapaan akrabku kepadanya. Karya nyatanya selalu menemani saat membuat tugas sekolah. Tentu saja dia sudah sangat dekat dengan kami, anda, dan kita semua. Dialog munggaran saat dia singgah dulu ke rumahku ya tentu saja ” How do you do. I’m ani. Nice to meet you.” Dia akan menjawab “How do you do. Nice to meet you too.” Overconvident! Kenapa dia tidak menyebutkan namanya. Biarlah memang semua orang sudah tahu siapa dia. Salah satu orang terkaya di dunia* ini ku suguhi kopi asli Indonesia. Kopi pahit tanpa gula. Dukun saja banyak-banyak meminum kopi semacam itu jadi pandai meramal dan menyantet. Kalau microsoft dilengkapi fasilitas seperti itu menarik juga. Dia bilang dia kesini menggunakan pesawat pribadi. Helaan nafas panjang. Diafragma kontraksi. Volume dada membesar. Tekanan mengecil. Udara luar masuk. Untung saja dia tidak merasakan kesan pertama yang buruk saat memasuki jalan menuju gerbang Indonesia digenangi air asin. Banjir air laut!!

Tidak banyak berbasa-basi aku mengajak oom engGates melihat komputer kesayanganku.

“ Look at my computer! In 2008, I’m still using Office 2003.
I don’t have a latest one.
Poor me.
Its look so classic, isnt it?
I use dial up for my internet access at my home.
The fastest speed is just 56,6 KBps.
Sometime I go to internet access rent, we call it warnet, the maximum speed is 100 Mbps.
But it use for till 10 units of computer some warnet have more than 10. with these facilities, I cant download my fav band video clips fast.
To get just 4 videos I need 1 hour in day, 30 minutes in night.
I have limit time so I cant stay online for much time.
John, Flea, Anthony and Chad will be sad if I leave them earlier.
Do you understand what I mean?
Hmm,,this one my problem, the original software CD installers are too expensive for me as student.
In the other side I need them.
I cant refuse the piracy. Sorry.
Do you have an idea to solve my problem?”

Seperti itulah kalau oom engGates datang ke rumahku.

Salut! Walaupun anak DO-an Harvard University, dia tidak patah semangat. Kenapa di DO ya? Apa karena tertanggap basah sedang bersama anggota DPR saat disergap polisi karena tuduhan korupsi? Tentu saja bukan.

Sebagian orang di Indonesia mengikuti perkembangan IT dengan baik. Menyambut digital decade. Bersua dengan orang di seluruh dunia tanpa batas jarak. Bagaimana dengan yang sebagiannya lagi. Jangankan memikirkan informasi. Membeli minyak tanah saja kurang mampu. Sembako terus naik. Anak yang harusnya diberi asupan gizi agar membantu pertumbuhan otak, malah menderita busung lapar, gizi buruk, atau marasmus. Kejadian ini begitu timpang. Anak kecil yang harusnya menjentikkan jari-jarinya di atas keyboard dan menatap layar monitor terpaksa melepaskan baju seragam untuk membantu orang tua mencari sesuap nasi. Miris sekali. Beberapa golongan kurang siap akan digital decade yang oom Bill Gates katakan. Bagaimana ini?

Oom baik sekali memberi bantuan pada kami dengan memberikan harga 200 dolar saja untuk satu unit komputer dengan software gratis. Tapi oom kalau amal jangan kepalang tanggung. Sudah saja gratiskan. Sumbangannya langsung dalam bentuk barang dan serahkan langsung pada sekolah-sekolah yang berhak. Jangan terlalu banyak distributor. Bisa-bisa dari 10 komputer yang disumbangkan hanya 1 saja yang masih utuh.

Sering-seringlah datang kemari. Negara jamrud khatulistiwa. Semoga badan anda membawa virus baik yang mewabahi generasi muda dalam berkarya. Selamat jalan. Nanti kami yang gantian mengunjungi microsoft coorp. Tunggu ya!

*versi salah satu majalah United States

4 comments:

Anonymous said...

Hello! Blog anda menarik sekali. Just curious why you have named yourself Sarcastic. I think you deserve to be called Creative, or Thoughtful, or inquisitive, or the like. But surely not sarcastic. Keep going!

DR. Didi Tarsidi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) said...

Sorry, I did not mean to be anonymous. Keep being creative, inquisitive, thought provoking, or even provocative -- without being sarcastic. :)

sumarni ani said...

sarcastic kupilih karena enak melafalkannya sama halnya dengan saya melafalkan kata exactly dan however. dan saya tidak mempunyai alasan lain kecuali yang sudah disebutkan tadi untuk menggunakan kata sarcastic. ;) tidak konyol kan?
terimakasih..

wow,,saya tercengang ketika seorang dosen membaca blog saya yang tentu sangat jauh dari kata baik. terimakasih pak didi tarsidi...

sering-sering baca blog saya dan koreksi kalimat ber bahasa inggris saya yang masih amburadul. tnx.

Anonymous said...

What a brilliant you!
A great blog!!!
Creative thingking
An Fluent English, I think....
I wanna make a blog like you but I still think it carefully cause i dont want my future blog just full of useless topic.....
Keep going friend!!!!!
You are a national assets
Thank You.........