Wednesday, April 23, 2008

Bukan Sekadar Diary

Tak seperti kebanyakan orang yang membuat blog untuk menuliskan kronologi kejadian yang dialami setiap hari lengkap dengan waktu dan tempat kejadian seperti rentetan sejarah yang tak pernah kuhafalakan dan tak sedikitpun kuberniat menghafalkannya, blog ini dibuat sebagai suplemen tempatku menumpahan gagasan, ide, inspirasi yang tumpah-ruah dari segala bentuk pikiran dan emosi bilamana mp4 playerku sudah kehabisan energi, pensil superku, John , sudah kelelahan memuntahkan karbon hitamnya ke atas kertas, kertas-kertas putih dikamarku sudah penuh dengan coretan dan gambar, kaset-kaset dan CD sudah cukup pusing karena terus kuputar, speaker yang mulai serak seperti orang radang tenggorokan atau bahkan berteriak seperti vokalis aliran musik underground, program winamp yang sepertinya sudah bosan melihat mukaku dibalik monitor dan tak henti-hentinya memilih lagu untuk dijadikan playlist. Ya,boleh dikatakan blog ini adalah hasil koordinasi otak kanan dan kiri serta organ yang berada di rongga perut sebelah kiri.

Tidak menulis diary bahkan tidak mempunyai buku diary bukan berarti terlalu banyak sesuatu yang privacy, melainkan sejak kecil memang tidak terbiasa dan tidak mau terbiasa. Coba saja lihat anak perempuan Sekolah Dasar sekarang, setidaknya mereka punya dua buku diary, yang satu untuk dirinya yang satu lagi untuk menuliskan biodata temannya. Tak jauh berbeda dengan zamanku masih SD dulu, aku pernah mengisi biodata lengkap seperti hendak mengisi format lamaran kerja di dalam buku diary temanku, dan seperti aturan pengisian yang ditetapkan pemiliknya, aku menuliskan curhatanku disana. Buku diary itu terus berputar ke tangan teman-teman yang lain di dalam satu kelas sampai akhirnya semua sudah mendapat bagian. Buku diary yang tidak terlalu tebal, bersampul warna mencolok dan bergambar barbie itu hampir penuh dengan tulisan. Setelah semuanya mengisi, kurang lebih satu bulan , akhirnya diary bergilir – seperti kejuaraan karate saja – kembali ke tangan empunya. Akupun penasaran ingin membaca biodata dan curhatan teman-teman yang lain karena kebetulan aku diberi kesempatan sebagai pengisi pertamanya. Kubuka halaman pertama, jelas namaku yang pertama kubaca, My God!! mukaku memanas, kulitku yang hitam sepertinya akan terlihat ungu ketika malu, setelah kubaca lagi tentang apa yang telah aku dan teman-temanku tulis aku menilainya sebagai sesuatu hal yang NORAK dan banyak hal yang tak penting untuk ditulis, memalukan saja! Uh, apa yang kulakukan sebulan yang lalu? Menerima tawaran menulis dalam buku diary yang ku tak tahu apa maksud dan tujuannya. Bodoh sekali!! Tulisanku yang buruk akan mencerminkan seperti apa aku ini. Sejak saat itulah aku tak berhubungan lagi dengan yang namanya diary meski saat di toko buku mamaku kerap menawari sebuah diary.

Antidiary sudah melekat sampai aku berumur belasan seperti saat ini. Binderku penuh dengan rumus-rumus matematika, contekan biologi, lirik lagu dan gambar luapan emosiku, bukan berisi pernyataan sayang terhadap lawan jenisnya atau lontaran pertanyaan yang ditujukan pada kertas-kertas tuna rungu yang tak kan pernah bisa menjawabnya. Suatu hal yang tak perlu dilakukan – menulis curahan hati – karena tanpa itupun orang-orang yang dekat denganku tahu sedang dalam keadaan apakah aku sekarang. Hal yang mudah bagi mereka mengetahui jika sesuatu menimpa diriku karena jika aku yang seperti kutu loncat dan cacing kepanasan, tak pernah bisa diam atau sejenak berhenti berbincang, tersenyum dan tertawa ini diam seperti volume suara yang ter-mute itulah puncak ketidaknyamananku terhadap sesuatu. So throw away your diary!!!!!!

Terang saja blog inipun bukan sekadar diary yang akan membuat aku sendiri muak ketika membacanya lagi karena – jujur – aku payah dalam hal mencurahkan isi hati. Silakan anda yang berada di depan monitor membacanya, jangan lupa pula tinggalkan serangkaian kata untuk mengkomentari apa yang kutulis.

6 comments:

Anonymous said...

kadang2 km tuch ga bisa ku mengerti.. km mank orang yang sangat dan jelas berbeda dengan kebanyakan orang.. kenapa?
tapi ku salut, km bisa jadi diri sendiri..ga ada deh istilah'y jadi followerz orang...

sumarni ani said...

butuh waktu untuk menjadi pengikut seseorang. orang yang paling saya gandrungi adalah kedua orang tua saya. tak ada tokoh yang paling saya hormati kecuali mereka. tapi tetap saya jelas berbeda dengan mereka. manusia bukan mesin fotokopi yang hanya menyerupai sesuatu. tapi menjadikan sesuatu. terimakasih.

rheza ardiansyah said...

take a stand, make a difference!
yeah, positive rebellion
i'm with u buddy!

rheza ardiansyah said...

take a stand, make a difference!
yeah, positive rebellion
i'm with u buddy!

Anonymous said...

black-microphone.blogspot.com
keren..
asik,,
bahasanya unik
orisinal
sudut pandang yg beda
maju terus..

sumarni ani said...

thanks,,teh tyar..